ta'lim muta'allim - bab 3 - memilih ilmu, guru, teman, dan tabah by kitab ta'lim muta'alim : bab 1 : hakikat ilmu, fiqih & keutamaannya (2) fatkul amri - 9 desember 2016 4. setiap ibadah yang wajib, maka mempelajari ilmunya adalah wajib 5. ilmu jadi perantara (sarana) untuk bertaqwa 7.
This study discusses the analysis of the book translation of the book Ta'lim Muta'allim published by al-Hidayah. The book is one of the santri moslem student reference books to support students' understanding of the pesantren Islamic boarding school curriculum which uses the yellow book in their learning. The yellow book uses Arabic, so the translation of the book becomes very important. The focus of this research lies in the pattern of translation errors and justification of translations in accordance with the rules of Arabic and Indonesian dealing with lexicon, syntax and semantics. This qualitative research method uses an applied linguistic approach that focuses on error analysis. The primary data source in this research is the book translation of Ta'lim Muta'allim published by al-Hidayah, while the secondary data used in the study is a documentation technique by studying books and literacy that discusses the technique of translating properly and correctly according to structural , semantic and precise in terms of terminology. The results showed, including Errors in the preparation of sentences in the target language, errors in the use of sentence effectiveness, errors in translating vocabulary, errors in aspects of omission or not translating aspects of vocabulary, phrases and sentences and errors in translating foreign terms. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 365 BUKU TERJEMAH KITAB TA’LIMU AL-MUTA’LIM; ANALISIS TEKS TERJEMAHAN ARAB-INDONESIA Umi Choirun Nisak UIN Sunan Ampel Surabaya Umichoirunnisakshohih Mirwan Akhmad Taufiq UIN Sunan Ampel Surabaya mirwan Abstract This study discusses the analysis of the book translation of the book Ta'lim Muta'allim published by al-Hidayah. The book is one of the santri moslem student reference books to support students' understanding of the pesantren Islamic boarding school curriculum which uses the yellow book in their learning. The yellow book uses Arabic, so the translation of the book becomes very important. The focus of this research lies in the pattern of translation errors and justification of translations in accordance with the rules of Arabic and Indonesian dealing with lexicon, syntax and semantics. This qualitative research method uses an applied linguistic approach that focuses on error analysis. The primary data source in this research is the book translation of Ta'lim Muta'allim published by al-Hidayah, while the secondary data used in the study is a documentation technique by studying books and literacy that discusses the technique of translating properly and correctly according to structural , semantic and precise in terms of terminology. The results showed, including Errors in the preparation of sentences in the target language, errors in the use of sentence effectiveness, errors in translating vocabulary, errors in aspects of omission or not translating aspects of vocabulary, phrases and sentences and errors in translating foreign terms. Keywords Error analysis, Book translation, Arabic-Indonesian translation. Abstrak Penelitian ini membahas analisis buku terjemahan kitab ta’lim muta’allim cetakan al-Hidayah. Buku tersebut adalah salah satu buku acuan santri sebagai penunjang pemahaman santri terhadap kurikulum pesantren yang banyak menggunakan kitab kuning dalam pembelajarannya. Kitab kuning itu menggunakan bahasa Arab, maka buku terjemah menjadi sangat penting fungsinya. Fokus penelitian ini terletak pada pola kesalahan terjemah dan pembenaran terjemah sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan Indonesia sesuai leksikon, sintaksis maupun semantiknya. Metode penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan linguistik terapan yang berfokus pada analisis kesalahan. Sumber data primer dalam penelitian adalah buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-Hidayah, sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian merupakan teknik dokumentasi dengan mengkaji buku-buku dan literasi yang membahas tentang teknik menerjemah secara baik dan benar menurut struktural, semantis serta tepat dalam aspek peristilahan. Hasil penelitian LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 366 menunjukkan adanya kesalahan, antara lain Kesalahan penyusunan kalimat pada bahasa sasaran, kesalahan dalam penggunaan efektifitas kalimat, kesalahan penerjemahan kosakata, kesalahan pada aspek penghilangan atau tidak diterjemahkannya aspek kosakata, frasa dan kalimat serta kesalahan dalam menerjemahkan istilah asing. Kata kunci Analisis kesalahan, Buku terjemah, Terjemah Arab-Indonesia. Pendahuluan Tradisi keilmuan pesantren berbeda dengan tradisi keilmuan pada lembaga pendidikan Islam lain, seperti madrasah dan sekolah. Ciri utama pembeda pesantren dengan pendidikan Islam lain adalah kurikulum pembelajaran kitab-kitab klasik kitab kuning kepada para kitab kuning itu diterapkan sebagai rujukan utama dalam menggali keilmuan Islam dan bahasa Arab. Posisi buku terjemah sebagai penunjang itu dianggap penting untuk mempermudah dalam memahami pesan yang disampaikan oleh para musannifin penulis kitab. Maka, kejelian interpretasi pesan dalam setiap kalimat sangat penting pada efektifitas yang perlu dan mendesak dalam menerjemahkan bahasa sumber BSu ke bahasa sasaran BSa adalah pemilihan kata diksi, yakni mencari dan memilih kata, istilah atau ungkapan dalam Bsa yang tepat, cermat, dan selaras. Pikiran, gagasan dan pengalaman yang baik, namun tidak didukung dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka pemaparan pesan dalam Bsu tidak akan bisa dipahami pembaca dengan baik. Hal yang perlu diperhatikan penerjemah adalah proses pemahaman makna sebuah teks, karena tanpa pemahaman makna yang tepat, jelas dan wajar dari Bsu, maka tidak akan memberikan pemahaman maksimal terhadap terjemah kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-Hidayah terdiri dari tiga belas bab, runtut seperti kitab aslinya dan disertakan teks Arab asli redaksi kitab ta’lim al-muta’allim karya al-syaikh al-Zarnuji untuk mengantarkan pelajar memahami padanan kata, istilah atau ungkapan antara Bsu dan Bsa. Buku terjemah kitab ta’lim al-muta’allim yang dalam redaksi Indonesia berjudul “Pedoman Belajar Bagi Pelajar dan Santri” tersebut diterjemahkan oleh Noor Aufa Shiddiq al-Qudsy, disunting oleh H. Ainul Ghoerry Soechaimi dengan editor Prima Sahala Graphic Design Surabaya tanpa keterangan tahun dan nomor urutan cetak, kemudian diterbitkan oleh al-Hidayah Surabaya. Kholis Tohir, Kurikulum Dan Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Salafi Di Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang Provinsi Banten’, Jurnal Analytica Islamica, 2017, p. 12. Rofiudin, Analisis Terhadap Terjemahan Buku Ta’limal Muta’alim Karya Syaikh Al-Zarnuzi, p. 2. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi Jakarta Akademika Pressindo, 2004, p. 25. Rofiudin, Analisis Terhadap Terjemahan ..., p. 2. LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 367 Berdasarkan analisis awal terhadap buku terjemah kitab ta’lim muta’allim cetakan al-Hidayah, didapatkan metode terjemah kata demi kata secara harfiyah kata per kata dengan penggunaan tanda baca yang kurang tepat dalam penulisannya, misal pada teks yang diterjemah dengan redaksi “ketahuilah.. sesungguhnya orang Islam itu tidak wajib mengetahui semua ilmu secara wajib ain. Akan tetapi yang diwajibkan bagi orang Islam adalah mencari ilmu yang berhubungan dengan keperluan manusia dalam kehidupan”. Kata yang diterjemah mencari dan mengetahui kurang tepat dalam pemilihan kata diksi, karena kata yang disandingkan dengan kata menurut KBBI merupakan frasa yang berarti menuntut ilmu bukan mencari ilmu. Adapun mengenai penggunaan tanda baca pada kalimat “... secara wajib ain. Akan tetapi ...” termasuk kalimat majemuk setara yang menggunakan kata hubung tetapi. Penggunaan tanda titik . setelah kata “ain” tidak sesuai dengan kaidah penulisan yang seharusnya menggunakan tanda koma , sebagai penghubung kalimat setara pertama dengan kalimat setara buku terjemah kitab ta’lim muta’allim cetakan al-hidayah masih ditemukan kurang tepatnya diksi serta penulisan yang menyalahi kaidah-kaidah kebahasaindonesiaan dalam melakukan terjemah. Terkait dengan fungsi buku terjemah sebagai acuan penunjang pemahaman pelajar terhadap pesan yang disampaikan dalam kitab yang berbahasa Arab, maka seharusnya menghindari kesalahan penulisan dan kekurangtepatan diksi yang mungkin mengakibatkan kurang jelasnya pesan untuk dipaham ataupun kebingungan pelajar dalam memahami maksud penerjemah. Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti memandang perlunya dilakukan kajian khusus terkait analisis buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-Hidayah itu. Latar belakang masalah tersebut mengarahkan peneliti untuk melakukan penelitian yang bertitik pada permasalahan ketidaktepatan diksi dan kesalahan penulisan yang terdapat dalam buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-Hidayah. Adapun masalah pokok yang akan dikaji yaitu 1 Bagaimana bentuk-bentuk ketidaktepatan diksi dan kesalahan penulisan yang terdapat dalam buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-hidayah? 2 Bagaimana upaya pembenaran tashwib terhadap bentuk-bentuk ketidaktepatan diksi dan kesalahan penulisan yang terdapat dalam buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-Hidayah? Departement Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 4th edn Jakarta Balai Pustaka, 2007, p. 148. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia Bandung Angkasa, 1984, p. 23. LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 368 Penelitian bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk ketidaktepatan diksi dan kesalahan penulisan yang terdapat dalam buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-Hidayah serta melakukan upaya pembenaran tashwib terhadap bentuk-bentuk ketidaktepatan diksi dan kesalahan penulisan yang terdapat dalam buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-Hidayah tersebut. Penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam upaya pembenaran tashwib terhadap bentuk-bentuk ketidaktepatan diksi dan kesalahan itu, juga diharapkan dapat diterima oleh seluruh pelajar yang mempelajari buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-Hidayah sebagai penunjang untuk memahami pesan kitab ta’lim al-muta’allim karya al-Zarnuji. Adanya manfaat praktis tersebut, diharapkan juga bagi penerbit al-Hidayah untuk kedepannya agar merevisi buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim tersebut, sehingga diksi dan penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah penerjemahan dan penulisan kebahasaindonesiaan yang baik dan benar. Berdasarkan pemaparan tersebut, ditemukan beberapa penelitian dengan tema serupa dan bahasan yang relevan dengan tema penelitian ini; Lalah Alawiyah melaporkan penelitian berjudul Analisis Terjemahan Teks Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab. Penelitian tersebut membahas tentang strategi penerjemahan teks akademik bahasa Indonesia ke bahasa Arab dalam aspek struktural, semantis dan ketepatannya dalam aspek lain berjudul Analisa Kesalahan dalam Penerjemahan Kitab al-Balaghah al-Wadihah, Karya Ali al-Jarim dan Mustafa Amin. Maka, fokus penelitian ini adalah analisis penelitian tersebut memiliki kesamaan tema yaitu analisis penerjemahan tapi berbeda pada objek yang diteliti. Objek penelitian pertama adalah teks akademik mahasiswa dan objek penelitian kedua adalah kitab al-Balaghah al-Wadihah karya Ali al-Jarim dan Mustafa Amin, sedangkan penelitian yang akan penulis teliti merupakan penelitian pada buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-hidayah. Kitab ini juga sudah diteliti oleh beberapa akademisi dari sudut pandang berbeda. Zamhari mengaitkan kitab ini N. Lalah Alawiyah, Ahmad Royani, and Mukhshon Nawawi, ANALISIS TERJEMAHAN TEKS AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB’, Arabiyat Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban, 2016, p. 1 . Faiq Ainurrafiq, ANALISA KESALAHAN DALAM PENERJEMAHAN KITAB AL-BALAGAH AL-WADIHAH KARYA ALI AL-JARIM DAN MUSTAFA AMIN’, Cendekia Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 2015, p. 35 . LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 369 dengan pendidikan pembentukan karekter. Muzammil membahas kitab ini sebagai peran pengembangan kurikulum Penelitian Penelitian buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-Hidayah berupa penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan linguistik terapan dan berfokus pada analisis bentuk-bentuk ketidaktepatan diksi dan kesalahan penulisan. Sumber data primer dalam penelitian adalah buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-Hidayah, sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian merupakan teknik dokumentasi dengan mengkaji buku-buku dan literasi yang membahas tentang teknik menerjemah secara baik dan benar menurut struktural, semantis serta tepat dalam aspek peristilahan. Artinya penelitian dilakukan dengan pengumpulan data-data kepustakaan berdasarkan teknik dokumentasi. Metode analisis data pada penelitian termasuk metode analisis isi content analysis, yakni metode penelitian yang menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks. Analisis Terjemahan Menerjemah adalah proses pengalihan pesan yang tertulis dalam redaksi bahasa sumber ke dalam redaksi bahasa sasaran atau bahasa target. Proses pengalihan pesan dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan memilih padanan fungsi maupun kategori sintaksis yang sesuai dengan bahasa sasaran. Moeliono berpendapat bahwa fungsi sintaksis mengacu pada tugas dari sebuah unsur kalimat, karena tugas sebuah unsur dari kalimat berkaitan dengan fungsional antar komponen dalam sebuah klausa. Fungsi sintaksis mencakup subjek, predikat, objek dan pelengkap, sedangkan terkait kategori sintaksis meliputi nomina, adjektiva, verba, pronominal, numeralia dan kata sarana. Penerjemah yang tidak memperhatikan proses penerjemahan dengan baik dan benar akan menyebabkan munculnya problematika penerjemahan. Benny Hoed menegaskan bahwa problem pokok penerjemahan ialah sulitnya menemukan padanan. Kalaupun padanan telah ditemukan, setiap unsur bahasa yang dipadankan masih bisa dan mungkin untuk terwujud dalam berbagai bentuk penafsiran. Nida berpendapat bahwa terdapat dua jenis padanan dalam penerjemahan, yaitu padanan formal dan Muhammad Zamhari and Ulfa Masamah, RELEVANSI METODE PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB TA’LIM AL-MUTA’ALLIM TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN MODERN’, Edukasia Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 2017 . Muzammil, PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Telaah Relevansi Konsep Pendidikan Dalam Kitab Ta’lim Muta’alim’, Ta`Limuna Jurnal Pendidikan Islam, 2012 . M Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia Bandung Remaja Rosda Karya, 2011, p. 29. Benny Hoed, “Penelitian di Bidang Penerjemahan”, Makalah Lokakarya Penelitian PPM STBA LIA, 2003,. p. 2. LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 370 padanan dinamis. Padanan formal berfokus pada pesan, baik yang terkait dengan bentuk maupun isi, sedangkan padanan dinamis padanan fungsional merupakan bentuk kesepadanan efek, yakni hubungan antara bahasa penerima dan pesannya secara subtansial harus sama dengan bahasa sumber beserta pesannya. Padanan atau ekuivalen adalah makna yang sangat berdekatan. Kemudian disusul pernyataan untuk menguatkan oleh Kridalaksana bahwa penerjemahan adalah pengalihan amanat antar budaya dan/atau antar bahasa dalam tataran gramatikal dan leksikal dengan maksud, bentuk atau efek yang seoptimal mungkin untuk dipertahankan. Benar adanya jika dikatakan bahwa masalah utama dalam penerjemahan adalah sulitnya menemukan padanan leksikal, gramatikal dan kultural antara dua bahasa. Walaupun padanan telah ditemukan, namun masih ada kemungkinan bahwa setiap unsur bahasa yang dipadankan dapat ditafsirkan ke berbagai bentuk lagi. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, maka proses menerjemahkan berarti; 1 Mengkaji leksikon, struktur gramatika, situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks bahasa sumber; 2 Menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya; 3 Mengungkapkan kembali makna yang sepadan dengan menggunakan leksikon, struktur gramatika dan konteks budaya dalam bahasa padanan dalam penerjemahan meliputi; kata, struktur kalimat, istilah, tata bahasa dan kiasan. Adapun Baker membedakan lima tipe padanan, yaitu padanan pada tataran kata, padanan di atas tataran kata, padanan gramatikal, padanan tekstual dan padanan pragmatik. Pakar lain, Popovic membedakan empat tipe padanan, yaitu padanan linguistik, padanan paradigmatik, padanan stilistik dan padanan tekstual sintagmatik.Ahmad Izzan menyebutkan lima permasalahan linguistik yang dihadapi penerjemah ketika melakukan penerjemahan guna mendapatkan padanan yang sesuai, yaitu a Kosakata al-Mufradat Kesulitan kosakata tidak jarang karena pengetahuan tentang bahasa yang sangat terbatas atau kata-kata yang mengandung pengertian yang belum pernah diketahui Eugine A and Taber Nida, The Theory and Practice of Translation Leiden E. J. Brill, 1982, p. 47. Benny Hoed, “Penelitian di Bidang Penerjemahan..., hal 31 Benny Hoed, “Penelitian di Bidang Penerjemahan..., hal 32 Nur Rahman Hanafi, Teori Dan Seni Menerjemahkan Flores Nusa Indah, 1986, pp. 35–39. Rudolf Nababan, Teori Menerjemah Bahasa Inggris Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2003, p. 94. LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 371 sebelumnya. Terkait masalah tersebut dapat diatasi dengan menyediakan kamus-kamus standar yang berisi kosakata lengkap dan baku. b Tata Kalimat al-Qawaid Tidak sedikit ditemukan penerjemah yang merasa masih bingung sekalipun telah cukup penguasaannya dalam teori-teori al-qawaid. Misal dalam menentukan fa’il, fi’il dan maf’ul secara kompleks dalam kalimat major jumlah al-kubra yang tersusun atas beberapa kalimat. Kesulitan tersebut bisa diatasi dengan kontinuitas dalam usaha menguasai al-qawaid sharf, nahw dan balaghah baik secara teoretis maupun praktis. c Masalah Susunan Kalimat al-Tarkib Penerjemah tidak dapat menerjemahkan secara urut kata demi kata dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia begitu saja, tetapi harus meletakkan kata-kata dalam kerangka konteks keseluruhan unit terkait susunan kata-kata bahasa Arab yang berbeda dengan susunan kata-kata dalam bahasa Indonesia, bahkan kadang berbalikan dengan susunan kata bahasa Indonesia. Masalah tersebut dapat diatasi dengan berusaha mengetahui susunan kalimat bahasa Arab sebagai hal-hal yang kompleks karena tidak ada persamaan dengan susunan dalam bahasa Indonesia. d Transliterasi Kesulitan transliterasi, terutama berkenaan dengan nama orang dan kota. Kesulitan tersebut bisa diatasi dengan berusaha secara intensif untuk menguasai dua bahasa, yakni bahasa sumber dan bahasa sasaran. Hingga sekarang masih sulit ditemukan referensi-referensi khusus yang membahas pola-pola baku transliterasi dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia ataupun sebaliknya, maka hal tersebut yang menyebabkan sulitnya penerjemahan pemula ketika hendak menerjemah kata-kata asing yang telah terbentuk dalam redaksi bahasa arab atau bahasa Indonesia. e Perkembangan Bahasa Perkembangan ilmu dan sains adalah penentu berkembangnya bahasa, seperti tentang kata, istilah atau ungkapan yang sebelumnya tidak ada dalam bahasa Arab. Kesenjangan tersebut dapat diatasi dengan mencari dan mengikuti perkembangan bahasa, terutama mengenai istilah-istilah yang sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. Penerjemah sebagai seorang dwibahasawan atau multibahasawan mungkin untuk mengasosiasikan dan mengidentifikasikan bahasa sumber dengan bahasa penerima sehingga timbullah gejala interferensi, baik dalam aspek bunyi, struktur maupun leksikon. Gejala tersebut menimbulkan struktur kalimat yang tidak gramatis, kesalahan pemakaian tanda baca dan pemakaian bentuk kata yang kurang tepat. Hal tersebut menyebabkan kesalahan pembaca dalam memahami terjemahan. Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Bandung Humaniora, 2007, p. 216. Izzan, p. 150. LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 372 Minimnya gramatikal pada hasil terjemahan yang disebabkan karena interferensi secara terperinci tampak dalam kategori berikut 1 terjemahan yang tidak gramatis karena kesalahan urutan kata atau kelompok kata dalam kalimat, klausa atau frasa. 2 terjemahan yang tidak gramatis karena mengandung unsur yang tidak diperlukan. 3 terjemahan yang tidak gramatis karena kerumitan struktur nash sumber. 4 terjemahan yang tidak gramatis karena adanya ungkapan yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia. 5 terjemahan yang menimbulkan salah faham. 6 terjemahan yang tidak gramatis karena kesalahan bentuk kata. Khairon Nahdiyin mengklasifikasi kategori kesalahan dalam penerjemahan sebagai berikut 1 kesalahan pada aspek penerjemahan kosakata. 2 kesalahan pada aspek gramatika. 3 kesalahan pada aspek idiomatik. 4 kesalahan pada aspek ekspresional. 5 kesalahan pada aspek aspek penghilangan Penelitian dan Pembahasan Buku Terjemahan Kitab Ta’lim Muta’allim Cetakan Al-Hidayah Buku terjemahan kitab Ta’lim Muta’allim cetakan al-Hidayah merupakan salah satu buku acuan santri untuk membantu pemahaman terhadap kurikulum pesantren yang banyak menggunakan kitab kuning berbahasa Arab dalam pembelajaran. Berdasarkan judul buku, maka pembahasan dan kajian yang tersaji di dalamnya juga sama persis terkait susunan bab serta syair-syair yang disertakan sebagai pengukuh pernyataan-pernyataan. Buku tersebut memuat tiga belas bab, yaitu ilmu dan fiqih; niat ketika akan belajar; memilih ilmu, guru dan teman; memuliakan ilmu beserta ahlinya; kesungguhan, ketetapan dan cita-cita yang tinggi; permulaan, ukuran dan tertib dalam belajar; tawakal; waktu menghasilkan ilmu; belas kasih dan nasihat; mencari faedah; wira’i menjaga diri dari perkara haram ketika mencari ilmu; sesuatu yang dapat menjadikan hafal dan lupa; sesuatu yang memudahkan dan menyempitkan rezeki, memperpanjang dan mengurangi umur. Buku terjemah cetakan al-Hidayah tersebut ditulis oleh Noor Aufa Shiddiq Al-Qudsy berdasarkan hasil terjemahannya terhadap kitab Ta’lim Muta’allim karya Syaikh Burhan al-Islam al-Zarnuji, disunting oleh H. Ainul Ghoerry Soechaimi dengan setting Prima Sahala Graphic Design Surabaya yang kemudian dicetak oleh al-Hidayah dengan ukuran sampul 20,5cm x 14cm diberi judul “Pedoman Belajar Bagi Pelajar dan Santri” tanpa menyebutkan tahun. Sampul buku terjemah kitab itu bagian depan berwarna putih dan abu-abu, bagian atas tertulis nama pengarang kitab Syaikh al-Zarnuji disusul tulisan “tarjamah ta’lim al-muta’allim” berbahasa arab, kemudian terdapat judul buku serta bagian paling bawah diisi dengan nama penerbit al-Hidayah; penerbit buku berkualitas Surabaya. Pada sampul bagian dalam tertulis nama pengarang kitab, judul buku, nama penerjemah Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia Teori Dan Praktek Bandung Humaniora, 2005, p. 151. Khairon Nahdiyin, Sejumlah Kesalahan Dalam Menerjemah’, Adabiyyat, 2006, p. 197. LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 373 dan nama penerbit. Adapun sampul belakang full berwarna coklat tanpa ada keterangan Kesalahan dan Pembenarannya Bentuk pertama; Mencari ilmu itu diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan Mencari ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan. Pada kaidah umum menerjemah bahasa Arab ke bahasa Indonesia dijelaskan bahwa penerjemah harus mengikuti pola yang berlaku dalam bahasa Indonesia BSa bukan terpaku pada pola bahasa Arab bahasa sumber. Terdapat beberapa macam pola penyusunan kalimat dalam bahasa Indonesia, yaitu 1 Pola subjek dan predikat SP, 2 Pola subjek, predikat dan objek SPO, 3 Pola subjek, predikat, objek dan pelengkap SPOPel, 4 Pola subjek, predikat, objek dan keterangan SPOK. Pada terjemahan di atas, penerjemah menggunakan pola kedua, SPO dalam bentuk pasif, OPS. Maka, terjemah itu berbunyi dalam bahasa Indonesia, “Mencari ilmu itu diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Padahal, jika diamati dengan seksama, pola Bsu itu bisa diterjemahkan kepada Bsa dengan bentuk pertama, SP. Maka, terjemah itu akan berbunyi “Mencari ilmu itu diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”, cukup dengan pola Subjek dan Predikat. Sebab kata Fari>dhah itu kata sifat, bukan kata kerja pasif. Dapat disimpulkan, bahwa ketidaktepatan dalam pemilihan kata yang diterjemahkan itu dapat berdampak pada pemahaman pembaca yang berbeda, sebab kata “wajib” dan “diwajibkan” tentu berbeda dalam memahaminya. Pertama, kata wajib tidak terkait dengan waktu tertentu. Namun kata kedua itu terkait dengan waktu kapan itu diwajibkan. Bentuk kedua; Selanjutnya, bagi pelajar hendaknya meletakkan niat selama dalam Kemudian, pelajar harus memiliki menata niat selama Noor Aufa Shiddiq Al-Qudsy, Pedoman Belajar Pelajar Dan Santri Terjemah Kitab Al-Ta’lim Al-Muta’allim Karya Al-Syaikh Al-Zarnuji Surabaya Al-Hidayah. Al-Zarnuji, Al-Ta’lim Al-Muta’allim Surabaya Al-Miftah, p. 3. Al-Qudsy, p. 1. Ida Bagus Putrayasa, Analisis Kalimat, Fungsi, Katagori Dan Peran Bandung Refika Aditama, 2007, p. 30. Al-Zarnuji, p. 3. LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 374 Penerjemahan kata dengan arti selanjutnya kurang tepat, karena kata ganti “nya” digunakan ketika sudah ada kata yang telah disebutkan sebelumnya. Padahal kata tersebut terletak di permulaan teks yang tidak didahului satu katapun sebelumnya. Maka, untuk menghindari kata se+lanjut+nya ditemukan alternatif terjemahan yang lebih tepat yaitu; kemudian. Pada redaksi tidak tepat jika diterjemahkan dengan “meletakkan”, walaupun redaksi ini dapat dipahami namun masih kurang tepat. Jika dianalisa, frasa itu dapat diterjemahkan dengan “harus memiliki menata niat”. Frasa “lam” pada frasa di atas memiliki makna kepemilikin li al-milki. Kemudian, redaksi “memiliki niat” itu relatif tidak dapat difahami dengan pasti, maka penerjemah harus menambahkan tanda kurung dengan kata “menata”. Sebab dalam budaya bahasa Indonesia tidak ditemukan memiliki niat, tapi menata niat. Terdapat penerjemahan janggal juga pada frasa yang diterjemahkan dengan redaksi selama dalam belajar’ dalam bahasa Indonesia. Isim zaman atau frasa adverbia waktu dalam bahasa Indonesia adalah kata keterangan waktu yang menjelaskan verba, adjektiva atau adverbia lain, namun frasa tersebut dalam buku terjemahan diterjemahkan dengan redaksi selama dalam’ yang berarti frasa adverbia tempat, maka semestinya terjemah dari frasa diterjemah menggunakan redaksi selama masa’, sehingga lebih mudah dipahami dan sesuai dengan fungsi statusnya dalam kalimat yaitu sebagai keterangan waktu yang menjelaskan verba . Demikian bentuk kesalahan pada data nomor dua adalah penggunaan kosakata yang kurang tepat dalam konteks kalimat serta penambahan kata yang seharusnya tidak perlu diterjemahkan. Maka alternatif terjemahan dapat menggunakan redaksi Kemudian, pelajar harus memiliki menata niat selama masa belajar’. Bentuk ketiga; Al-Qudsy, p. 10. Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka dkk, Adjektiva Dan Adverbia Dalam Bahasa Indonesia Jakarta PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, 2000, p. 6. LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 375 Syekh Ja’far Shadiq berkata kepada Sufyan Syaikh Ja’far al-S{a>diq berkata kepada Sufya>n al-Sawri. Teks BSu tersebut menyebutkan nama ulama’ Arab yang tidak mungkin untuk diterjemah. Maka alternatif yang mungkin untuk dilakukan adalah transliterasi dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Tertulis kata “syekh” pada kalimat terjemahan sebagai wujud aliterasi dan gelar yang berarti pemimpin, tetua atau bangsawan di Jazirah Arab. Kata “syekh” dapat ditulis “shaikh”, “sheik”, “shaykh” atau “sheikh”,namun kata menurut pedoman transliterasi Menag dan Mendikbud RI dapat ditransliterasikan menjadi Syaikh, begitupun mengenai kata Shadiq serta Sufyan Ats-Tsauri yang dapat ditransliterasi menjadi al-S{a>diq dan juga Sufyaan al-S bahwa ketidaktepatan penerjemahan pada kalimat nomor tiga terletak pada transliterasi nama tokoh yang tidak sesuai dengan kaidah baku yang berlaku dalam bahasa sasaran, karena transliterasi tersebut belum mengikuti kaidah atas perkembangan bahasa dan kebahasaan. Bentuk keempat; .Aku tahu bahwa hak seorang guru itu harus diindahkan melebihi segala hak. Dan lebih wajib dijaga oleh setiap orang Islam Sebagai balasan memuliakan guru, amat pantaslah jika beliau diberi seribu dirham, meskipun hanya mengajarkan satu Saya berpandangan bahwa prioritas imbalan penghargaan itu diberikan kepada pengajar, dan itu wajib dijaga oleh setiap muslim. Sungguh,penghormatan dengan seribu dirham itu sangat pantas, walaupun hanya mengajar satu kalimat. Al-Zarnuji, p. 14. Al-Qudsy, p. 19. Pedoman Transliterasi arab Latin hasil keputusan bersama SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543b/U/1987 Al-Qudsy, p. 25. LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 376 Teks tersebut berupa syair yang identik dengan makna idiomatik sebagai wujud keestetikannya. Penerjemah menerjemahkan syair menggunakan redaksi di atas. Kata “h}ak” pada kalimat tersebut diterjemah dengan kata hak dalam bahasa Indonesia. Penerjemah pada kasus tersebut menerjemahkan kata “h}ak” secara harfiah tanpa merubah sedikitpun kecuali hanya memindahkan kata dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Kata hak dalam bahasa Indonesia mengacu pada hak yang berarti hak pendapatan. Guna memperjelas makna, maka sebaiknya penerjemah menyederhanakan kata tersebut dengan padanan yang sesuai dengan tuntutan teks sumber yang digali dari konteks kalimatnya, yakni kata hak imbalan. Adapun kata h}ifdon yang diterjemah dengan kata dijaga’, selainnya juga berarti memelihara’, melindungi’ atau menghafal’. Berdasarkan posisinya, maka makna kata h}ifdon hendaknya mengacu pada bait sebelumnya yang menjelaskan hak imbalan. Dengan demikian, terjemah itu sudah tepat dengan kata “dijaga”. Pada bait pertama, tepatnya pada frasa aku tau dari terjemahan kata “raiatu ah}qqa” dapat disederhanakan menjadi “saya berpandangan”, karena kata itu sudah mewakili teks “raiatu ah}qqa” yang diterjemah dengan frasa aku tau. Berdasarkan analisa teks dan idiomatik pemahaman syair dapat diterjemahkan dengan “Saya berpandangan bahwa prioritas imbalan penghargaan itu diberikan kepada pengajar, dan itu wajib dijaga oleh setiap muslim. Sungguh,penghormatan dengan seribu dirham itu sangat pantas, walaupun hanya mengajar satu kalimat.” Hasil analisis tersebut menunjukkan adanya ketidaktepatan penerjemahan teks yang terletak pada aspek padanan terkait efektifitas penerjemahan kalimat. Bentuk kelima; Orang yang mempunyai ilmu itu dapat dikatakan hidup secara terus-menerus abadi dan langgeng, meskipun tulang rusuknya sudah busuk dan hancur di bawah Orang berilmu bagai hidup abadi sepeninggalnya, bahkan setelah tulang rusuknya hancur ditimbun tanah. Teks ah}u al-ilmi yang diterjemahkan dengan redaksi orang yang mempunyai ilmu’ dirasa kurang efektif. Dalam bahasa Indonesia dijelaskan bahwa salah satu makna Suharsono dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia Semarang Widyakarya, 2005 hal 195. Burhan al-Islam Al-Zarnuji, Ta’lim Al-Muta’allim Thariq Al-Ta’allum Beirut al-Maktab al-Islami, 1981, p. 95. Al-Qudsy, p. 47. LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 377 awalan ber- menunjukkan arti mempunyai atau memiliki, maka untuk menjaga kaidah BSa diredaksikan menjadi “orang yang berilmu”. Begitupun kata dapat dikatakan’ juga dapat disederhanakan sesuai kaidah kebahasaindonesiaan dengan kata bagai’ agar susunan kalimat tetap terjaga dan lebih memudahkan dalam pemahaman pembaca. Terdapat penerjemahan kata yang janggal pada teks tersebut, yakni penerjemahan kata khalidun yang diterjemahkan dengan kata secara terus-menerus abadi dan langgeng dalam bahasa Indonesia, sementara ketiga kata yaitu secara terus menerus, abadi serta langgeng semuanya adalah sinonim yang mempunyai satu arti yakni tidak pernah sirna, tetapi masing-masing mempunyai nilai rasa yang berbeda, maka hendaknya penerjemah memilih satu kata yang paling tepat dan sesuai dengan konteks kalimat dalam menerjemah. Ditinjau dari segi konteks kalimat, adjektiva yang lazim untuk mensifati kata hidup adalah abadi. Jadi alternatif terjemah teredaksi menjadi hidup abadi’. Pada teks sumber terdapat kata bakda mawtihi> penerjemah tidak menerjemahkannya, mungkin penerjemah menganggap kalimat tersebut tidak terlalu penting. Menurut M Tata Taufik terjemah hendaknya memindahkan makna dari seluruh teks aslinya, namun tidak lupa juga hal-hal yang menyangkut sesuatu yang tertulis dalam teks asli. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa sebaiknya seorang penerjemah menerjemahkan semua teks yang tertulis pada naskah sumbernya, khususnya kata yang mengandung informasi dan berpengaruh dalam makna konteks kalimat. Maka kata tersebut berdasarkan konteksnya dapat diterjemahkan dengan kata sepeninggalnya’. Adapun pada penerjemahan kata rami>m yang diterjemahkan dengan kata sudah busuk dan hancur’. Penerjemah menerjemah dua kali berturut-turut, yakni sudah busuk dan hancur, sehingga hasil terjemahan kalimat tah}ta al-tura>bi rami>m menjadi sudah busuk dan hancur di bawah tanah’, padahal sebenarnya penerjemah cukup menerjemah kata rami>m dengan kata hancur’,maka dalam penerjemahan tersebut terjadilah pemborosan kata yang menjadikan hasil terjemah tidak efektif, sedangkan kata tah}ta al-tura>bi memang benar bila diterjemah dengan kata di bawah tanah, namun ditinjau dari segi konteks kalimat, kata tersebut terlalu literlek dan kurang tepat karena fungsi kata tah}ta al-tura>bi dalam konteks kalimat menjelaskan sebab Mustakim, Bentuk Dan Pilihan Kata Jakarta Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, p. 79. M Tata Taufik, Terjemah Dari Teori Ke Praktik Kuningan Pustaka al-Ikhlas, 2001, p. 37. Raja Fahd ibn’ Abd al Aziz al Sa’ud, Al-Quran Dan Terjemahnya Saudi Arabiyah Malik al-Mamlakah, 1971, p. 714. LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 378 dari tulang rusuk yang hancur, yakni karena dikubur atau dengan kata lain ditimbun dengan tanah, maka alternatif terjemah yang tepat untuk menjaga keefektifannya adalah ditimbun’. Sebenarnya, kurang tepat dalam penerjemahan dapat ditemukan istilah-istilah kedua bahasa itu dalam konsep Arabic for Specific Purpose, terutama istilah-istilah Arab-Indonesia pada bidang pendidikan Islam di Indonesia. Demikian bentuk kesalahan pada data nomor lima adalah ketidaktepatan penerjemahan dalam konteks, pemborosan kata yang seharusnya tidak perlu ditulis dalam redaksi kalimat terjemahan serta penghilangan terjemah kata yang berpengaruh dalam konteks kalimat. Maka alternatif terjemahan dapat diganti dengan redaksi Orang berilmu bagai hidup abadi sepeninggalnya, bahkan setelah tulang rusuknya hancur ditimbun tanah’. Kesimpulan Analisis buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim cetakan al-Hidayah menunjukkan adanya beberapa kesalahan dalam penerjemahan, berdasarkan contoh-contoh yang telah dipaparkan ditemukan kesalahan-kesalahan antara lain Kesalahan penyusunan kalimat pada bahasa sasaran terkait dengan urutan posisi kalimat; kesalahan dalam penggunaan efektifitas kalimat meliputi menerjemahkan teks yang tidak perlu diterjemah maupun sebaliknya dan pengulangan kata yang telah disebutkan; kesalahan penerjemahan kosakata meliputi pemilihan padanan kata yang kurang tepat dan ketidaktepatan penerjemahan idiom; kesalahan pada aspek penghilangan atau tidak diterjemahkannya aspek kosakata, frasa dan kalimat serta kesalahan dalam menerjemahkan istilah asing. Pembenaran kesalahan-kesalahan dilakukan dengan menggunakan leksikon, sintaksis dan semantik yang sesuai dengan bentuk kesalahan-kesalahan sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, yakni mencakup masalah kosakata al-Mufradat, tata kalimat al-Qawaid, susunan kalimat al-Tarkib, transliterasi dan perkembangan bahasa. Kesalahan-kesalahan dibenarkan dengan menggali makna konteks berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku pada bahasa sumber bahasa Arab kemudian mengukur kesesuaian pengalihan makna hasil terjemah terkait aspek leksikon, sintaksis maupun semantik berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku pada bahasa sasaran bahasa Indonesia. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dihimbau bagi penerjemah bahwa kesabaran dan ketelitian merupakan modal yang sangat dibutuhkan karena menerjemah bukanlah pekerjaan yang mudah dan bisa dikerjakan dalam waktu singkat. Bila buku terjemahan kitab ta’lim al-muta’allim hendak diterbitkan kembali, alangkah lebih baik Mirwan Akhmad Taufiq, ’, Arabia, 2018 . LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 379 bila penerbit dan editor meneliti kembali serta melakukan revisi-revisi terkait beberapa penerjemahan yang kurang tepat sehingga pesan atau makna yang disuguhkan lebih mudah diterima dan dipahami oleh pembaca. DAFTAR PUSTAKA Ainurrafiq, Faiq, ANALISA KESALAHAN DALAM PENERJEMAHAN KITAB AL-BALAGAH AL-WADIHAH KARYA ALI AL-JARIM DAN MUSTAFA AMIN’, Cendekia Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 2015 Al-Qudsy, Noor Aufa Shiddiq, Pedoman Belajar Pelajar Dan Santri Terjemah Kitab Al-Ta’lim Al-Muta’allim Karya Al-Syaikh Al-Zarnuji Surabaya Al-Hidayah Al-Zarnuji, Al-Ta’lim Al-Muta’allim Surabaya Al-Miftah Al-Zarnuji, Burhan al-Islam, Ta’lim Al-Muta’allim Thariq Al-Ta’allum Beirut al-Maktab al-Islami, 1981 Alawiyah, N. Lalah, Ahmad Royani, and Mukhshon Nawawi, ANALISIS TERJEMAHAN TEKS AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB’, Arabiyat Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban, 2016 Departement Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 4th edn Jakarta Balai Pustaka, 2007 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia Bandung Angkasa, 1984 Ida Bagus Putrayasa, Analisis Kalimat, Fungsi, Katagori Dan Peran Bandung Refika Aditama, 2007 Izzan, Ahmad, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Bandung Humaniora, 2007 Kholis Tohir, Kurikulum Dan Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Salafi Di Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang Provinsi Banten’, Jurnal Analytica Islamica, 2017 M Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia Bandung Remaja Rosda Karya, 2011 Mustakim, Bentuk Dan Pilihan Kata Jakarta Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014 Muzammil, PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Telaah Relevansi Konsep Pendidikan Dalam Kitab Ta’lim Muta’alim’, Ta`Limuna Jurnal Pendidikan LISANUNA, Vol. 10, No. 2 2020 380 Islam, 2012 Nababan, Rudolf, Teori Menerjemah Bahasa Inggris Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2003 Nahdiyin, Khairon, Sejumlah Kesalahan Dalam Menerjemah’, Adabiyyat, 2006 Nida, Eugine A and Taber, The Theory and Practice of Translation Leiden E. J. Brill, 1982 Nur Rahman Hanafi, Teori Dan Seni Menerjemahkan Flores Nusa Indah, 1986 Sa’ud, Raja Fahd ibn’ Abd al Aziz al, Al-Quran Dan Terjemahnya Saudi Arabiyah Malik al-Mamlakah, 1971 Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka dkk, Adjektiva Dan Adverbia Dalam Bahasa Indonesia Jakarta PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, 2000 Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia Teori Dan Praktek Bandung Humaniora, 2005 Taufik, M Tata, Terjemah Dari Teori Ke Praktik Kuningan Pustaka al-Ikhlas, 2001 Taufiq, Mirwan Akhmad, ’, Arabia, 2018 Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi Jakarta Akademika Pressindo, 2004 Zamhari, Muhammad, and Ulfa Masamah, RELEVANSI METODE PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB TA’LIM AL-MUTA’ALLIM TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN MODERN’, Edukasia Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 2017 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this AinurrafiqAinurrafiq, Faiq, 'ANALISA KESALAHAN DALAM PENERJEMAHAN KITAB AL-BALAGAH AL-WADIHAH KARYA ALI AL-JARIM DAN MUSTAFA AMIN', Cendekia Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 2015 N AlawiyahAhmad LalahMukhshon Royanianalisis Terjemahan Teks Akademik Mahasiswa Program NawawiStudiArabiyat Bahasa ArabAlawiyah, N. Lalah, Ahmad Royani, and Mukhshon Nawawi, 'ANALISIS TERJEMAHAN TEKS AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB', Arabiyat Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban, 2016 Kamus Besar Bahasa IndonesiaNasional Departement PendidikanDepartement Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 4th edn Jakarta Balai Pustaka, 2007Henry Guntur TariganHenry Guntur Tarigan, Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia Bandung Angkasa, 1984Alfarisi M ZakaM Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia Bandung Remaja Rosda Karya, 2011pengembangan Kurikulum Pendidikan MuzammilIslamMuzammil, 'PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Telaah Relevansi Konsep Pendidikan Dalam Kitab Ta'lim Muta'alim', Ta`Limuna Jurnal Pendidikan Islam, 2012 Rudolf NababanNababan, Rudolf, Teori Menerjemah Bahasa Inggris Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2003 Nahdiyin, Khairon, 'Sejumlah Kesalahan Dalam Menerjemah', Adabiyyat, 2006Muhammad ZamhariUlfa Masamahrelevansi Metode Pembentukan Pendidikan Karakter Dalam Kitab Ta'lim Al-Muta'allim Terhadap Dunia Pendidikan ModernZamhari, Muhammad, and Ulfa Masamah, 'RELEVANSI METODE PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB TA'LIM AL-MUTA'ALLIM TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN MODERN', Edukasia Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 2017Dalam kitab Ta'lim muta'alim pasal 1 tentang pengertian ilmu dan fiqih serta keutamaannya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda tentang kewajiban ilmu, bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan. Dalam kitab ta'lim muta'alim terdapat beberapa pasal menuntut ilmu atau disebut dengan ta'limul muta'alim thariqatta'allum yang memiliki 13 pasal. Dari 13 pasal tersebut, pertama yaitu menerangkan tentang hakikat ilmu, hukum mencari ilmu, dan keutamaannya yang tertuang dalam pasal ke-1. Inilah beberapa poin-poin pasal selanjutnya yang disebut ta'limul muta'alim thariqat ta'allum. - Pasal ke-1Tentang hakekat ilmu, hukum ilmu serta keutamaannya. Dalam ta'lim muta'alim pasal pertama tentang keutamaan ilmu, Muhammad bin Al Hasan bin Abdullah menuliskan sebuah syair mengenai ilmu sebagai penghias. Inilah syairnya"Belajarlah! Karena ilmu merupakan penghias bagi pemiliknya. Dia perlebihan, serta pertanda Segala pujian, maka jadikanlah hari-harimu untuk menambah ilmu serta berenanglah di lautan ilmu yang berguna." Pasal 2 atau ke-2 tentang niat dalam mencari ilmu. Lalu Pasal 3 yaitu Bagaimana cara memilih ilmu yang akan dicari sama guru, teman serta ketekunan dalam menuntut ilmu atau dipelajari dengan Istiqomah hingga bisa paham. Pasal 4 yakni cara bagaimana seorang murid menghormati ilmu dan gurunya. Pasal 5, kesungguhan dalam mencari mencari ilmu, beristiqomah dan memiliki cita-cita yang mulia. Terkini
Analisisakhlak al-karimah pada proses pembelajaran dalam persfektif ilmu pada Kitab Ta'lim al-Muta'allim
0% found this document useful 0 votes2K views20 pagesDescriptionsemoga bermanfaatCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes2K views20 pagesRangkuman Ta'limul Muta'alimJump to Page You are on page 1of 20 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 18 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.z8MosX. 36 297 49 10 434 169 310 402 367